TEMPAT DIKELAS PADA JAM ISTIRAHAT
YUNIKA2007112008
Aswati :Murni,kenapa ya amar dan dedek kok sombong sama kita(ketika berdua dan membicarakan amar dan dedek dengan wajah yang emosi)
Murni :Yach barangkali ada teman baru,jadi kita dilupain(tanpak kesal)
Putri :(tiba-tiba datang dan meng hampiri aswatidan murni)hai aswati dan murni kenapa si ,boleh ga”aku tahu ada apa?(tanpak penasaran)
Murni :Gimana ya put ,masalah persahabatan diantara kami berempat…(tanpak pembicaraan yang terputus dengan rasa emosi)
Aswati :Udalah put kamu ga”bakal bisa bantuin kita kok(kesal)
Putri :Gimana bisa tau kalau kalian belum cerita pada ku(kecewa)
Agus :Hai,cewek lagi ngomongin apa si kok serius amat(tanpak dengan wajah penuh senyum)
Putri :Iya nig gus,mereka berdua ada masalah tapi ga”mau cerita”(rasa kesal)
Agus :Ada apa emangnya aswati,ada masalah apa,barangkali aku bisa Bantu(serius)
Aswati :Beginiaku,murni,amardan dedekkan udah bersahabat dari dulu,tapi dalam minggu-minggu ini mereka berdua sombong banget(emosi)
Putri :Oh begitu…..(dengan wajah senyum)
Murni :Apalagi mereka berdua ga”pernah sama kita lagi,ga”seperti duluiya kan as(tanpak kesal)
Agus :Tapi aku liat mereka berdua ga”pernah sama orang lain selalu berdua,paling-paling ngumpul bareng teman sekelasnya(serius)
Aswati :Tapi kenapa ga” sama kita ya murni,kita dilupain(kesal)
Murni :Iya,mereka berdua ga”setia kawan”(tanpak emosi)
(dalam keadaan emosi tiba-tiba amar dan dedek datang menghampiri aswati dan kawan-kawan)
Amar :Hai,ada apa ni kok rame-rame ada pesta ya(tanpak dengan wajah berseri-seri)
Dedek :Iya ni,ada apaan sih as(tersenyum)
Aswati :Ga”kok ga ada apa-apa(menutupi masalah)
Murni :As ,certain aja biar semuanya lebih jelas(emosi)
Agus :Iya as lebih baik kamu certain aja pada mereka berdua(tanpak serius)
Putri :Sebaiknya begituas ini kan demi persahabatan kalian(serius)
Dedek :Ada apa si cerita aja,kami siap dengerin kok,iya kan mar(tampak penasaran)
Amar :Iya ga”usah bikin penasaran deh”(tanpak penasaran)
Murni :Kalian berdua tuh ga” tau atau pura-pura ga”tau”(kesal)
Aswati :Murni,barangkali mereka kena amnesia(kesal)
Dedek :As,kenapa kok kamu sensi banget sama kita(emosi)
Amar :Kenapa si kalian tuh beda banget sama kita(kesal)
Murni :Kalok ngomong mesti dipikirin dulu,yang beda tuh siapa sich(kesal)
Putri :Mendingan kalian tuh certain aja yang sebenarnya biar lebih jelas(tanpak membela)
Agus :Iya ga usah saling menyalahkan(serius)
Aswati :Mungkin ini perlu diselesaikan sekarang juga iya kan murni(rasakesal)
Dedek :Iya,as kamu ceritain aja pada cowok-cowok egois ini(emosi)
Aswati :Kalian tu sekarang udah berubah ,uda sombong,ga”pernah bareng kita,emangnya kalian udah ga”bersahabat lagi sama kami(rasa emosi)
Amar :Oh itu alasannya kalian sensi sama aku dan dedek,kami punya alasan yang peting tentang masalah ini iya kan dek(tanpak merasa bersalah)
Dedek :Iya,as kami berdua pengen cari tantangan dalam setiap persahabatan(aswati langsung memutuskan pembicaraan dan dedek merasa bersabar)
Aswati :Tantangan kamu bilang,emangnya ngelupain sahabat kalian sendiri yang udah lama dijalani(kesal dan emosi)
Amar :Bukan begitu as,tapi kami pengen tahu apa yang dilakuin orang itu tentang pergaulannya tapi kami tidak bermaksut untuk sombong(bersabar)
Dedek :Emang itu alasannya tapi kami masih mau bersahabat dengan kamu as wait dan murni(merasa bersalah)
Murni :Kenapa ga”cerita dari kemarin-kemarin kalau itu alasannya kami mengerti kok,iya kan sa(tanpak bersahabat)
Aswati :Iya kita kan udah bersahabat udah lama tapi masalah sepele ga”mau cerita(kesa)
Dedek :Oh,kalau begitu aku minta maap deh udah buat kalian berdua jadi marah(perasaan bersalah)
Aswati :Iya deh,aku juga minta maap(bersalaman pada aswati dan murni)
Amar :Iya as,aku aku juga minta maap(bersalaman)
Putri :Begitukan lebih baik,iya kan gus(tersenyum)
Agus :Iya put,mereka memang coatoh sahabat yang paling mengerti satu sama lain(tersenyum)
Aswati :Terimakasih ya gus dan put kalian berdua udah bantuin kami menjalin persahabatan lagi(berjabatangan)
Murni :Iya makasih ya(tersenyum)
Dedek :Sudah mulai sekarang kita jalani persahabatan kita dari awal lagi(muka tersenyum)
Amar :Ya sebaiknya itu yang kita lakukan untuk hari depan(tersenyum)
Putri :Itulah arti dari sebuah persahabatan senang dan sedih harus dirasakan bersama(tanpak tersenyum)
Aswati :Makasi yach put atas semuanya,insya allah persahabatan kita jalani ini akan tetap ada selamanya(wajah tersenyum)
TUMBAL PERSUGIHAN
YUNIKA
Sore itu,ada perem puan setengah baya pergi kedikun untuk meminta pesugihan.
Ibu :tok..tok..tok ..permisih mbah(mengetok pintu)
Dukun:masuklah(terdengar suara dari dalam)ada ap kamu datang kesini?
Ibu :begini mbah,maksut saya datang kesini yaitu saya ingin minta pesugihan .soalnya saya bosan jadi orang miskin terus.
Dukun:oh…itu masalah mudah tapi ada syaratnya yang harus kamu penuhi!
Ibu :apa syaratnya mbah?
Dukun:kamu harus memberikan saya tumbal gadis yang masih perawan.
Ibu :apa?(terkejut)
Dukun:kamu mau tidak melakukan semua syarat yang saya berikan?(dengan nada marah)
Ibu :baiklah mbah,saya mau melakukan semua persyaratan itu ,tapi kapan saya memberikan tumbal itu.
Dukun:setiap akhir tahun tepat pukul 12 malam kau bawakan aku tumbal kesini,tapi ingat kalau kamu telat memberikan tumbal,kamu yang akan mati(menggertak)
Ibu :iya mbah.
Dukun:ya sudah silakan pergi dari sini tapi ingat pesan saya tadi!
Waktu pun berlalu begitu cepat,akhirnya ibu itu pun mendapat itu semua yang iya mau tapi ia ingat apa yang dukun katakana dia harus memberikan tumbal gadis perawan .akhirnya dia ingat kalau dia memiliki dua orang putri yang masih perawan dan ia berniat untuk menumbalkan satu dari anaknya.
Ibu :ayu,windi….(berteriak memanggil anak nya)
Windy:ya bu,ada apa?
Ibu :sudah,sudah…kalian ga”usah banyak Tanya.pokok nya malam ini kalian ikut ibu.!
Malam harinya sesampai ditempat sang dukun
Windi :ini tempat apaan si?(dengan wajah heran)
Ayu :iya nih,udah gelap seram lagi.(takut)
Ibu :kalian diam saya tunggu disini,ibu mau kedalam tapi kalianjangan pergi kemana-mana!
Windi :ayu kamu tunggu disini dulunya,saya mau ngikutin ibu kedalam soalnya saya penasaran banget apa maksut itu bawa kita kesini.
Ayu :ga”mau soalnya saya takut sendirian disini.
Windy:sudahlah ga”usah manja,aku cuman bentar aja kok ntar aku balik laagi,tapi ingat jangan bilang-bilang sama ibu .ok
Ayu :ya…
Kemudian windi masuk kedalam untuk mengetahui apa yang ibunya lakukan ditempat itu.
Ibu :maap mbah,saya sudah membawakan tumbal gadis yang masih perawan.
Dukun:bagus ...bagus,cepat kamu bawa kesini.
Ibu :baik mbah.
Windi :astagah,ibu kok tega banget ingin menumbalkan kami berdua,kamikan anaknya.saya harus cepat-cepat memberitahukan semua ini kepada ayu(sambil menuju ke luar)
Ternyata yang sampai duluan adalah ibu nya.
Ibu :ayu mana windi?
Ayu :ga”tahu tapi katanya dia mau kedalam .
Ibu :ya sudahlah kalau windi ga”ada ,kamu aja yang ikut ibu.
Ayu :mau ngapain bu?
Ibu :ga”usah Tanya-tanya ,kamu diam saja!
Setiba didalam ruangan mbah dukun yang remang-remang tercium bau kemenyan.
Ibu :ayu kamu duduk disini!
Ayu :ga”mau(memberontak)saya mau pulang ,mau diapain saya disini.?
Ibu :diam (nada kasar)ini mbah perawannya….
Dukun:bagus ….(tertawa)hom bala beraso huliooooo….samsakosialaikkk….(komat-kamit membaca mantra)
Ayu :ibu pulang aku ga”mau ….!
Byur……………(air tuju warna disemburkan keseluruh tubuh ayu)membaca mantra
Windi :stop jangan diteruskan.!(menarik ayu keluar)
Dukun:ada apa ini berhentikan dia,sebentar lagi bulan purnama habis cepat klau tidak kau akan mati(menatap ibu dengan marah)
Ibu :ayu…windi……kembali!!!!!
Windi :ga”ibu tega dengan kami,kami anak ibu,kenapa ibu tega mau menumbalkan kami demi nafsu dunia ibu????
Ibu :diam ibu capek jadi orang miskin,kalian harus patuh untuk membalas semua yang ibu berikan kepada kalian!!!
Dukun:DIAM WAKTU NYA SUDAH HABIS!!!!
TERIMALAH AKIBAT KECEROBOHAN MU ….HIAAKK…..(bulan purnama sudah tenggelam)
Ibu :TIDAK………..(mengejang-ngejang terbakar)
Windi,ayu:IBU……….(menangis)
Windi dan ayu menanggisi kepergian ibunya dengan tragis terbakar karena keserakahan atas harta duniawi semata.
Drama
Kemewahan Dapat Menjadikan Seseorang Lupa Diri
Sore yang cerah, terdapatlah sebuah rumahyang cukup besar dan mewah, dan disuatu ruangan yang khusus yakni di ruangan kerja. Ada seseorang yang sibuk mencatat, membolak balik kertas dan buku sambil menggerutu, dia adalah Maria.
Maria : (sambil membalik buku, Maria menggerutu)
“Aduh badan sudah capek, pekerjaan menumpuk, mana
pasti!”
(sambil berfikir dan menganalisa pekerjaannya, Maria
bawahannya)
“halo, selamat sore, bisa bicara sama Rosa? Apa ? Rosa
Nggak ada. Ya sudah nanti saya menelepon kembali.”
(kemudian Maria menutup handphonenya, sambil
Menggerutu karena bawahan yang di hubungunya tidak
Ada, lalu ia meneruskan kembali pekerjaan nya. Karena
Merasa bosan dengan pekerjaannya yang menumpuk,
Maria keluar mencari angina diteras, tiba-tiba muncul
Pengemis)
Pengemis : “ Bu, kasihanilah saya bu, dari kemarin belum makan.”
(dengan nada menghiba)
Maria : (cuek dan sambil memainkan handphone)
Pengemis : Bu, kasihanilah saya bu, beri saya sedikit uang.
Maria : “ Apa? He …. Menjijikan, emang disani bank apa.maka
Nya kerja, pergi sana!”
Keesoakan harinya di kantor Maria
Bawahan I (Aura) : “ Pagi Bu .”
Maria : Pagi (dengan sedikit ketus)
Bawahan II (Rosa) : “ Pagi bu Maria, ada kabar gembira bu.”
Maria : kabar gembira apa ?
Bawahan II (Rosa) : itu tentang tender kita kemarin, kita berhasil meme-
Nangkan nya. Kita memang hebatkan Bu .”
Maria : bagus, bagus, kamu memang bawahanku yang
Paling bisa memenangkan tender itu.
Bawahan II (Rosa) : Ala, sudahlah, nggak usah dibahas lagi yang
Penting, kita sudah memenangkan tender itu.
Maria : oke…oke ! kemenangan ini harus kita rayakan, ajak
Yang lainnya, eh jangan lupa kamu beli minum –
Minuman itu.
Bawahan II (Rosa) : oke deh Bu, pokoknya semuanya beres.
Sambil berlalu meninggalkan Ibu Maria)
Setelah mendapatkan semua minum-minuman yang memabukan, Rosa mengajak teman-temannya keruang kerjanya.
Maria : Ayo, ayo masuk, kita akan merayakan kemenangan
Ini semua dengan bersenang-senang. Mana, minum-
Annya, mana ayo cepat bagikan !
(mereka semua bersenang-senang dengan minuman
Memabukan itu sambil tertawa terbahak-bahak,
Mereka lupa akan segalanya, dan tiba-tiba Maria
Terjatuh)
Ah… (dengan minuman yang masih ditangannya, ia
Merasa kesakitan, tetapi minuman itu terus di –
Minumnya
“Eh….Ah….(maria pun terjatuh)
Bawahan I (Aura): “Ibu, ibu kenapa bu !
Rosa, ap yang terjadi dengan Ibu!!
Pengemis : bu, tolong lah saya bu !
Maria : pergi! Dasar pengemis gila.
Ibu : maria, sudah adzan nak, mari kita sholat.
Ayo maria tinggalkan dulu pekerjaanmu, mari kita
Sholat. Engkau harus ingat kita didunia ini hanya
Sementara, kita tidak tahu kapan kita kembali pada
-Nya. Entah besok, entah lusa, atau mungkin hari ini.
Kita tidak tahu.”
Maria : “ Bu, urusan mati itu urusan orang tua seperti ibu, kalau Maria kn masih muda, banyak kesempatan datang. Urusan Maria ini, ya kerja, cari uang, bersenang-senang. Kalau sholat itu, nanti sajalah…..!!
Ibu : Astagfirullah Maria, istifar nak ?
Buat apa cari uang, buat apa kerja, kalau kewajiban kau tinggalkan.
Maria : sudah, sudah….., Maria capek, maria mau tidur.
Selesai.
Karya : Windy Arieska
Nama:
Pitria
Nin:
200112030
NASKAH DRAMA
CINTA YANG TERSAKITI
Sebuah rumah yang mewah tinggallakh sebuah keluarga yang bahagia di rumah yang mewa itu ada seorng gadis yang sangat cantik. Setelah gadis itu dewasa Dia mulai mengenal cinta> saat itu ada sepasang laki – laki dan perempuan yang sedang mabuk cinta ( yang laki – laki namanya Andra dan yang perempuan namanya Ani) tapi cinta mereka di tentang oleh kedua orang tua si Ani.
Ibu : “Dengan nada keras” Ani..ani…!dimana kamu ani…! ”sambil melihat kekiri
kekanan”
Ani : Ada apa si bu panggil aku “ani muncul dari depan rumah”
Ibu : Ibu panggil kamu, kenapa kamu tidak sekolah? Kamu bolosnya?
Ani : tidak bu hari ini aku libur, katanya guru ada rapat ” sambil masuk kedalam rumah”
Ibu : o..ya ani kalu kamu libur hari ini, kamu bersihin rumah ya, ni sapunya
“ sambil memberi sapunya”
Ani : ya bu , memang ibu mau kemana?
Ibu : ibu mau masak ntar ayah mu pulangkerja ibu blum masak” menuju kedapur”
Ani : o… ya bu kalau ayah gajian nanti beliin aku hp ya bu. Aku malu sama teman –
Teman aku mereka sudah punya hp semua.
Ibu : ya nanti ibu bilangin sama ayah
Tidak berapa lama ayah Ani pulang membawa oleh – oleh sangat banyak
Ayah :assalam mualaiku….
Ani dan Ibu: walaikum salam…”beranjak dari tempat TV.
Ibu : ayah sudah pulang ya?
Ayah : kok ani tidak sekolah si bu ?
Ibu :ya ani hari ni libur katanya gurunya ada rapat
Ayah : ayah kira ani sakit
Ani : tidak ayah ani cuma capek aja habis tadi disuruh ibu bersihin rumah
Ayah : ya bagus sekalian belajar biar nanti kamu berumah tangga tak kaget lagi bersiin
Rumah.
Ani : i…. ayah siapa yang mau nikah , belum kali ha…ha…” sambil menghampiri
ayahnya” ayah.. ayah bawak apa??
Ayah : ni ada oleh – oleh buat kamu!
Ani : banyak sekali oleh – olehnya!
Ayah :ya tidak apa –apa, Ayah ad kejutan sama kamu “ sambil mencubit pipi ani”
Ani : Apa ayah ? “dengan semangat
Ayah : ni konci mobil kamu ambil sendiri di mobil
Ani : “ani lari dengan semangat, di lihatnya ada kantong yang berisi Hp yang sudah
Lama dia inginkan “ hore…hore.. ani ada Hp sakin senangnya ani cium pipi
ayah dan ibunya.
Ibu : ya sudah hpnya jangan gunakan yang macam – macam ya” mengelus kepala ani”
Ayah : ya nanti Hp nya ayah jual kalau buat macam – macam
Ani : ok… ayah
Ayah : belsjsr ysng rsjin ys nak, ayah mau istirahat dulu ya “ menuju kekamar”
Beberapa bulan kemudian orang tua Ani mulai curiga dengan kelakuan Ani, Ani mulai jarang belajar ia sibuk main Hp.
Ibu : Ani… kok kamu tidak belajar ??
Ani : nanti bu, ani lagi sms sama teman ani
Ibu : Ani kamu lupa ya pesan ayah, “menelan nafas”
Ani : ingatlah bu, masaklah ani lupa
Keesokan hari nya saat Ani sekolah ibunya tiba – tiba masuk ke kamar Ani, di atas meja ada hp Ani, kok hp Ani tinggal ”mungkin dia lupa (mengerutuk) ibu nya merasa curiga dia berinisiatif membuka hp ani. Bertapa kagetnya ketika Ibunya membaca sms dengan kata – kata mesra di hp ani, terlebih lagi yang mengirim sms itu laki – laki yang sangat di benci orang tua Ani. “nama laki – laki itu Andra”
Ani : assalamualaikum…
Ibu : walaikum salam, ani duduk dulu, ada yang ibu tanyakan sama kamu
Ani : ada apa si bu, kayaknya penting baget?
Ibu : Ibu mau tanya, ada hubungan apa kamu sama Andra
Ani : tidak bu aku dan andra cuma berteman saja ”muka ani memerah:
Ibu : kamu jangan bohong! Tadi ibu baca sms di Hp kamu dengan kata – kata sayang
Apa itu di bilang ngak ada hubungan!!! “nada marah”
Ani : kok ibu marah sama ani, ani bilang ani tidak punya hubungan apa – apa sama
Andra
Ibu : awas kamu berhubungan dengan andra. Andra itu tidak baik buat kamu, kamu
Ngerti! Nati ibu bilang sama ayah
Ani : diam dan masuk ke kamar.
Berapa hari kamudian ayah ani pulang kerja mendapatkan ani sedang ngobror dengan Andra “tanpa basa basi ayah ani menyeret ani pulang ke rumah”
Ayah : ani… ani! “dengan ekspresi marah” pulang… pulang!!!
Ibu : ayah, ada apa kok narik ani kasr banget
Ayah : lihat –lihat bu Ani pacaran dengan Andra yang tidak selefel sama kita
Ibu : Ani, sudah ibu bilang apa kata ibu, kamu tidak mau dengar
Ayah : Oh… jadi ibu sudah tahu ya! “Mata melotot”
Ibu : ya kemarin ibu baca sms di hp ani dari andra, ibu tanya sama ani dia bilang tidak
Ada apa – apa aduh… Ani kamu berani – beraninya bohong sama ibu “geram”
Ani : kenapa si ayah sama ibu, selalu lihat orang dari derajatnya. Ibu aku ini sudah
Besar jadi aku tahu bu siapa yang terbaik buat aku
Ayah : Ani! Ayah sama tidak mau melihat kamu hidup sengsara
Ani : ah… Ibu sama ayah sama saja “membanta” ibu aku cinta sama andra tolong
Dong bu jangan halanggi cinta kami”memohon”
Ayah : Tidak, ayah dan ibu tak setuju kamu berhubungan dengan andra sampai kapan
Pun ayah tidak setuju!
Ibu : Ya… emangnya dengan cinta kamu bisa hidup!!!
Ani : Ah! Pusing deh…”lari keluar rumah”
Hari sudah sore ani tak kunjung pulang betapa susahnya kedua orang tua ani melihat ani tak pulang ke rumah, dari situlah ibu dan ayah ani mulai berpikir benar kata ani cinta itu bukan di lihat dari derajatnya, karena cinta itu menyangkut perasaan.
Ibu : Ayah carilah yah ani ini sudah larut malam tapi ani belum pulang
Ayah : “bergegas keluar rumah” aduh… Kemana si tu anak ada saja!
Datanglah ayah ani kerumah suci.
Ayah : permisi…
Suici : “suci membuka pintu” ada apa Om? “santai”
Ayah : Suci ani ada di sini ngak?
Suci : Ngak ada Om, mungkin di tempat andra
Ayah : Ya sudah makasih ya suci
Suci : Ya Om
Ayah ani langsung pulang ke rumah menyemput ibu ani, mereka berdua langsung kerumah andra .
Ayah : Andra…andra! Buka pintu “nada suara sekeras mungkin sambil mendorong
Pintu rumah andra
Andra : Ada apa om?
Ayah : Tanpa basa basi ayah ani langsung memukul andra sampai babak belur
Andra : Ampun – ampun om “berlutut di kaki ayah ani”
Tiba – tiba Ani keluar dari rumah andra
Ani : apa – apaan si ayah!!! Ayah berhenti ayah “Ani memeluk Andra yang tergeletak
di tanah” puas – puas ayah menyakiti Andra
Ayah : pulang… pulang kamu ani!!!
Ibu : ya nak kamu pulang ya nak, ibu mohon “ sambil menangis”
Ani : ngak bu, ani mau sama andra. Ani mau pulang asal ibu merestui hubungan aku
dengan andra
Orang tua Ani tak ada pilihan lagi satu – satunya jalan menyetujui hubungan ani dengan Andra. Kini Ani dan Andra menjalankan hubungan dengan penuh kebahagiaan.
Ayah : ya, nak kalau memang kamu maunya begitu, ayah dan ibu merestui hubungan
kalian “ memegang tangan ani dan andra”
Ibu : andra, ibu titip ani ya.
Andra : ya, bu aku akan jaga ani
Karya:
Pitria
Nama:
Pitria
Nim:
2007112030
PERSUGIHAN MEMBAWA PETAKA
Debuah desa yang tak begitu ramai namun kehidupan penduduknya sangat rukun dan kebersamaannya sangat erat. Di desa itu juga tak sedikit penduduknya mempunyai penghasilan yang tak seberapa, boleh di bilang kehidupannya menengah kebawa. Di desa ini Pak Amar hidup bersama dengan Istrinya Sumi dan kedua anaknya Karin dan Rani.
Ibu : Pak kok pulang kerjanya malam bangat?
Pak : ya buk, tadi bapak alhamdullilah bu tadi bapak kerjanya lembur
Ibu : oh…ya pak tadi anak-anak minta di bayarin uang sekolah mereka.
Pak : emangnya uang yang bapak kasih kemarin sudah habis ya bu?
Ibu :uangnya sudah habis pak kemaren ibu bayarin utang di warung
Pak : Besok bapak gajian pak parto keesok hari kira pukul 05,00 wib pak amar pulang
Dengan mula lesu.
Ibu : Ada apa pak kok bapak lesu bangat.
Pak : Ini bu bapak tak bawa uang gaji bapak bulan ini habis di potong hutang
semua.(lesu)
Ibu : Biarlah pak tidak apa-apa nanti ibu bilangin sama anak-anak, kalau bulan ini
belum bisa bayar Sppnya.
Karin : Ibu. . . .ibu….Tadi Karin tadak boleh ikut ulangan bu kata ibu guru bayar dulu
SPP baru bisa ikut ulangan.
Rani : ya ibu, rani juga di suruh pulang .
Ibu : bulan depan saja ya nak bayarnya,ibu belum punya uang
Mendengar itu Pak Amar segera mencari tempat pinjaman uang, Pak Amar datang kerumah Pak Asan, bukannya uang yang Pak Amar dapatkan malah cacian dan hinaan yang Pak Amar dapatkan.
Pak : Pak, maksud saya kesini saya minta tolong, saya mau pinjam uang untuk bayar sekolah anak saya
Asan : kamu itu Cuma bisa pinjam uang saja, kemana kamu mau bayar! Makan saja susa, tidak-tidak saya tidak ada uang! Pergi dari sini …Pak Amar pulang kerumah dengan tampak kesal.
Ibu : Pak kok masuk rumah tidak ucap salam
Pak : Ah……bapak lagi pusing, bisa-bisanya Pak Asan menghina bapak, sakit bu hati bapak “ sambil bergeges mengambil tas yang berisi baju”
Ibu : Pak, bapak mau kemana?
Pak : ibu jaga anak-anak bapak mau pergi, bapak capek disini
Ibu : tapi pak!
Pak : sudhlah bu, bapak bentar perginya nanti kalu bapak berasil bapak pasti pulang
Karin : bapak jangan pergi
Rani : ya…pak jangan pergi
Pak : Sudahlah Bapak cuma pergi sebentar ya nak “mengelus kepalak anaknya”
Pak Amar pergi ketepat dukun hendak meminta kekayaan. Pak Amar sudah bosan
Dengan hidupnya yang miskin.
Pak :permisi Mbah….
Mbah Dukun : ya ada apa kamu dating kemari “ dengan waja sangar”
Pak : begini Mbah, saya kemari ingin memperbaiki nasib saya, saya capek
Mbah hidup miskin terus yang selalu dihina orang ”memohon”
Mbah Dukun : ha….ha…ha…itu persoalan yang kecil ha...ha…ha.”tertawa”apa kamu
sanggup memenuhi persyaratannya
Pak : apa itu persyaratannya mbah? “ menatap mbah”
Mbah Dukun : persyaratannya kamu haru beri saya tumbal
Pak : apa itu tumbalnya mbah?
Mbah Dukun : tumbalnya beri saya tumbal gadis perawan setiap malam jum,at keliwon
Pak :tapi mbah…..
Mbah Dukun : tidak ada tapi-tapian ingat!!! Kalau kamu melangar nyawa mu
Taruhannya
Pak : iya mbah kapan Mbah kita melaksanakannya
Mbah Dukun : besok malam
Ketika ritual itu di laksanakan Pak Amar tidak tega ketika mbah dukun itu meminta ia
menusukan jarum ketubuh boneka, ternyata boneka itu hanya pelentara ternyata anaknya
Karin yang menjadi tumbal pertamanya.
Ibu : Karin kenapa kamu Karin???
Karin : tidak bu perut Karin sakit, aaah…aah…sakit bu
Ibu :kita ke dokter ya nak
Ternyata di tengah perjalanan menuju kerumah sakit nyawa Karin tak tertolong lagi.
Ibu : Karin…Karin…jangan tinggalkan ibu nak, Karin…Karin…
Rani : kakak kenapa bu?
Ibu : kakak mu sudah tiada lagi nak
Rani : kakak.kakak bangun kakak jangan tingalin rani kak…
Ibu : sudahlah nak kakak mu udah pergi..
Berapa hari kemudian Pak Amar pulang dengan wajah semberinga dan yang lebih
mengejutkan lagi Pak Amar membawa uang cukup banyak
Pak : ibu…ibu….
Ibu :ya, oh.. bapak sudah pulang ”menangis memeluk Pak Amar”
Ibu : kenapa bu ada apa? Ini bapak bawak uang
Ibu ; kari…Karin…pak Karin meninggal
Pak :meninggal “terdiam”
Mulai dari situlah Pak Amar mulai sadar kalau anaknya sudah jadi tumbal.dari situlah
kehidupan keluarga Pak Amar mulai membaik.
Ibu : bapak dapat dari mana uang ini, bapak mencuri ya? “cemas”
Pak : ya sudahlah bu, ibu tidak usah pikirin dari mana bapak dapat uang itu, sana bayarlah SPP sekolah Rani
Ibu : ya, pak…
Beberapa bulan kemudian Pak Amar mengikuti persugihan itu kehidupan Pak Amar
makin baik dari tidak punya apa-apa sekarang sudah punya semua. Tapi Pak Amar mulai pusing memikirkan tumbal yang harus di berikannya setiap bulan kepada Mbah Dukun itu. Dan pulah warga kampong mulai curiga karena sudah banyak gadis-gadis perawan yang meninggal secara tak wajar.
Ibu : Pak, bapak mau kemana? “kok setiap malam jum,at keliwon bapak selalu tidak
pulang “mengerutuk”
Pak : sudahlah bu, bapak lagi pusing bapak banyak urusan
Ibu : tapi pak ibu capek dengar tetangga, tetangga bilang bapak tu ikut persugihan
Pak : sudahlah bu mereka tu irih sama kita. ibu tidak usa dengar kata tetangga
Karena Pak Amar tidak mendapatkan tumbal untuk kedua kalinya Pak Amar
mengorbankan anaknya. Rani meninggal secara mendadak warga curiga dengan
kematian Rani secara tidak wajar
Ibu : Rani..Rani kenapa kamu nak, kamu jangan ninggalin ibu nak “ menangis”
Beberapa hari kematian Rani pak ustat datang kerumah pak Amar
Pak ustat : maaf bu pak amarnya ada bu?
Ibu : berapa hari ini suami saya tak pulang-pulang pak
Pak ustat : ni pak amar pulang
Pak : maaf pak ustat ada apa pak ustat kemari
Pak ustat : begini pak masud saya dating kemari saya mau bilang kalau kelakuan
pak Amar itu sudah meresakan warga
Pak : maaf pak ustat saya tidak mengerti maksud pak ustat, sekarang pak ustat
silahkan pulang saya mau istirahat
Pak ustat : permisi pak
Ibu : maaf kan suami saya ya pak ustat
Pak ustat : ya bu, assalamualaikum…
Ibu : walaikum salam…
Malam kira-kira pukul 08.00 WIB malam suara teriakan warga di depan rumah pak amar dengan kata-kata cacian dan lemparan batu menghujani rumah pak amar.
Warga : keluar kamu amar keluar…!!!!” teriak sekencang mungkin”
Ibu : ada apa kalian dating kemari???
Warga : sudah bu, mana pak Amar ?
Ibu : suami say ada, ada apa dengan suami saya
Warga menerobos masuk kedalam rumah pak amar, warga meng hakimi pak amar secara membabi buta.
Pak : ampun…ampun…ampunisaya…
Warga : bunuh-bunuh mereka, mereka menganut persugihan
Melihat suaminya tak berdaya Ibu Sumi menangis mendapatkan suaminya meninggal. Akibat dihakimi warga, sekarang Ibu Sumi hidup sebatang kara suami dan anaknya sudah meninggal dunia.
Karya:
Pitria
Drama
Kemewahan Dapat Menjadikan Seseorang Lupa Diri
Sore yang cerah, terdapatlah sebuah rumahyang cukup besar dan mewah, dan disuatu ruangan yang khusus yakni di ruangan kerja. Ada seseorang yang sibuk mencatat, membolak balik kertas dan buku sambil menggerutu, dia adalah Maria.
Maria : (sambil membalik buku, Maria menggerutu)
“Aduh badan sudah capek, pekerjaan menumpuk, mana
pasti!”
(sambil berfikir dan menganalisa pekerjaannya, Maria
bawahannya)
“halo, selamat sore, bisa bicara sama Rosa? Apa ? Rosa
Nggak ada. Ya sudah nanti saya menelepon kembali.”
(kemudian Maria menutup handphonenya, sambil
Menggerutu karena bawahan yang di hubungunya tidak
Merasa bosan dengan pekerjaannya yang menumpuk,
Maria keluar mencari angina diteras, tiba-tiba muncul
Pengemis)
Pengemis : “ Bu, kasihanilah saya bu, dari kemarin belum makan.”
(dengan nada menghiba)
Maria : (cuek dan sambil memainkan handphone)
Pengemis : Bu, kasihanilah saya bu, beri saya sedikit uang.
Maria : “ Apa? He …. Menjijikan, emang disani bank apa.maka
Nya kerja, pergi sana !”
Keesoakan harinya di kantor Maria
Bawahan I (Aura) : “ Pagi Bu .”
Maria : Pagi (dengan sedikit ketus)
Bawahan II (Rosa ) : “ Pagi bu Maria, ada kabar gembira bu.”
Maria : kabar gembira apa ?
Bawahan II (Rosa ) : itu tentang tender kita kemarin, kita berhasil meme-
Nangkan nya. Kita memang hebatkan Bu .”
Maria : bagus, bagus, kamu memang bawahanku yang
Paling bisa memenangkan tender itu.
Bawahan II (Rosa) : Ala , sudahlah, nggak usah dibahas lagi yang
Penting, kita sudah memenangkan tender itu.
Maria : oke…oke ! kemenangan ini harus kita rayakan, ajak
Yang lainnya, eh jangan lupa kamu beli minum –
Minuman itu.
Bawahan II (Rosa ) : oke deh Bu, pokoknya semuanya beres.
Sambil berlalu meninggalkan Ibu Maria)
Setelah mendapatkan semua minum-minuman yang memabukan, Rosa mengajak teman-temannya keruang kerjanya.
Maria : Ayo, ayo masuk, kita akan merayakan kemenangan
Ini semua dengan bersenang-senang. Mana, minum-
Annya, mana ayo cepat bagikan !
(mereka semua bersenang-senang dengan minuman
Memabukan itu sambil tertawa terbahak-bahak,
Mereka lupa akan segalanya, dan tiba-tiba Maria
Terjatuh)
Ah… (dengan minuman yang masih ditangannya, ia
Merasa kesakitan, tetapi minuman itu terus di –
Minumnya
“Eh….Ah….(maria pun terjatuh)
Bawahan I (Aura): “Ibu, ibu kenapa bu !
Pengemis : bu, tolong lah saya bu !
Maria : pergi! Dasar pengemis gila.
Ibu : maria, sudah adzan nak, mari kita sholat.
Ayo maria tinggalkan dulu pekerjaanmu, mari kita
Sholat. Engkau harus ingat kita didunia ini hanya
Sementara, kita tidak tahu kapan kita kembali pada
-Nya. Entah besok, entah lusa, atau mungkin hari ini.
Kita tidak tahu.”
Maria : “ Bu, urusan mati itu urusan orang tua seperti ibu, kalau Maria kn masih muda, banyak kesempatan datang. Urusan Maria ini, ya kerja, cari uang, bersenang-senang. Kalau sholat itu, nanti sajalah…..!!
Ibu : Astagfirullah Maria, istifar nak ?
Buat apa cari uang, buat apa kerja, kalau kewajiban kau tinggalkan.
Maria : sudah, sudah….., Maria capek, maria mau tidur.
Selesai.
Karya : Windy Arieska
Nama : Epa Susanti
Nim : 2007112010
TIKUS-TIKUS NAKAL
Suasana di depan sekolah pada suatu siang sepulang sekolah. Terlihat seorang anak sekolag bernama Deri membeli beberapa kantung kacang dari sebuah warung.
Ia segera pulang ke rumahnya.
Suasana rumah Deri. Deri membuka sepatu dan kaus kakinya. Ia meletakkannya begitu saja di belakang pintu rumahnya. Ia lalu segera pergi ke kamarnya. Ibunya melihat tindakan Deri.
Ibu : (marah)”Deri, sepatumu jangan diletakkan sembarangan. Kan , sudah ibu sediakan rak khusus untuk menyimpan sepatu.”
Deri : (menyeka keringat di keningnya) “Deri kan capek, Bu. Hari ini rasa nya gerah banget. Lagian, kan ada Bi Surti.”
Ibu : “Bi Surti pulang kampung selama tiga hari. Lagian, kenapa kamu menanyakan Bi Surti?”
Deri : “Biasanya kan Bi Surti yang suka membereskan sepatuku.”
Ibu : (kesal) “Untuk hal seperti ini, Ibu rasa kamu bisa mengerjakannya sendiri.”
Deri : (segera mengambil sepatu dan kaus kakinya yang berserakan) “Aahh…..Ibu.”
Deri segera masuk ke kamarnya. Suasana berganti menjadi kamar Deri. Di kamar, terdapat sebuah tempat tidur kecil, kipas angin, meja belajar, dan sebuah tempat sampah. Deri merebahkan diri di atas tempat tidurnya. Ia melemparkan tasnya ke samping bawah meja belajarnya. Ia belum mengganti baju seragamnya. Lalu, ia menyalakan kipas angin.
Deri : ( sambil membaca buku yang diambilnya dari meja belajar)”Ahh…begini kan lebih enak….”
Deri membuka bungkus kacang yang ia beli tadi. Ia membuka satu per satu dan melemparkan begitu saja kulit-kulit kacang ke bawah tempat tidurnya.
Suasana malam. Deri tidak bisa tidur. Ia mendengar suara-suara aneh.
Ciiiiiiittttt….cit…..citttt…. Deri ketakutan. Dari kolong tempat tidurnya, keluar seekor tikus.
Deri kaget. Ia paling takut pada tikus. Tidak berapa lama kemudian, beberapa ekor tikus keluar dari kolong tempat tidurnya. Deri mengambil sapu ijuk.
Deri : ( mencoba mengusir tikus-tikus ) “Ukhhh… mengganggu saja!” (memukul seekor tikus)
Beberapa tikus malah menghampiri Deri.
Deri : (ketakutan dan menjerit-jerit) “Ibu, Ibu tolongin Deri!”
Ibu : (membuka pintu kamar Deri) “Ada apa kok kamu teriak-teriak?”
Deri : (wajahnya pucat) “Ibu, banyak si Jerry!”
Ibu : “Jerry, siapa itu Jerry?”
Deri : (menunjuk ke bawah tempat tidurnya) “Maksud Deri banyak tikus kecil.”
Ibu : (kebingungan) “Di mana?”
Deri : “ Itu di bawah tempat tidur Deri!
Deri takut. Deri tidak mau tidur di kamar Deri.”
Ibu : “Ya sudah, malam ini kamu tidur bersama kakakmu saja.”
Suasana pagi hari. Ibu masuk ke kamar
Deri. Ia kaget melihat sampah-sampah berserakan di bawah tempat tidur Deri.
Ibu : (berteriak, mukanya cemberut)
“Derii….sini!”
Deri : (memakai seragam sekolah ) “Ya ada apa, Bu?”
Ibu : “Lihat!” (menunjuk ke sampah yang berserakan) “Kamu jorok sekali. Pantas banyak tikus di kamarmu”.
Deri : (malu dan tertunduk) “Habis bagaimana dong?”
Ibu : “Lho kok, malah tanya. Mulai sekarang kamu harus menjaga kebersihan kamarmu. Kamu jangan membuang sampah sembarangan lagi. Kan , sudah ibu sediakan tempat sampah di kamarmu (menunjuk ke tempat sampah).
Apa perlu Ibu membuatkan plang peringatan di sini?
Deri : ‘Ibu bisa saja. Deri janji tidak akan membuang sampah sembarangan lagi.
Deri : kapok sama si Jerry-Jerry nakal.”
Ibu : (tersenyum) “Ya sudah, sekarang kamu pergi sekolah. Pulang sekolah nanti, kamu harus membersihkan kamar mu”.
Deri : “Baik,Bu!”
Sejak saat itu, Deri selalu menjaga kebersihan kamarnya.
Nama : Epa Susanti
Nim : 2007112010
KEHILANGAN
Waktu jam sekolah pagi, waktu itu jam istirahat anak-anak yang lainnya keluar pergi kekantin, yang ada di dalam kelas itu ada satu anak yang bernama Rudi, tiba-itba datang satu anak yang bernama Firman masuk ke kelas berniat mau mengambil sesuatu yang yang ada di dalam tasnya lalu dia membuka tasnya ternyata uangnya tidak ada lagi, yang di kasih oleh ibunya sewaktu ia mau berangkat sekolah pagi tadi,
Firman : Maaf…ya….Rudi mengganggu…..!!!
Rudi : Ya……tidak apa-apa
Firman : Saya ingin tanya???
Rudi : Ya…………
Firman : Kamu lihat tidak ada orang memeriksa tas saya tadi, sewaktu saya lagi di luar??
Rudi : Tidak……..
Firman : Siapa ya!!!(mengambil uang ku di dalam tas?)
Rudi : Emangnya kenapa??
Firman : Tidak, uangku hilang di dalam tas (aneh)..
Rudi : Mungkin kamu salah meletaknya
Firman : Ngak kok, saya ingat sekali bahwa uang itu saya leyak di dalam tas
Rudi : Coba cari….cari….cari dulu
Firman : Sudah saya cari, periksa-periksa di tempat lain tapi tetap tidak ada…
Terjadilah pertengkaran antara mereka dalam kelas tersebut saling menuduh mengambil uang tersebut, lalu datanglah seorang sahabatnya dari kantin yang memasuk ke dalam kelas yang bernama Yanto dan Jaka
Yanto : Ada apa sih?? Kedengaran dari luar rebut sekali??
Firman : Ini, Yanto kok aneh uangku yang saya letak dalam tas, sewaktu saya tinggal selagi pergi ke kantin tadi hilang…
Yanto : Terus……..siapa yang ada dalam kelas tadi sewaktu kamu masuk!!
Firman : Tidak ada orang lain, selain!! Rudi
Yanto : Coba kita tanyakan kepada Rudi
Firman : Sudah……..
Yanto : Rudi…….Rudi……Rudi….!!
Rudi : Ya…….
Yanto : Kamu lihat tidak, ada orang memeriksa atau membuka tasnya Firman!!!
Rudi : Tidak…….
Firman : Apa katanya….!!
Yanto : Tidak ada
Firman : Saya curiga dengan dia
Yanto : Jangan begitu, kita tidak boleh menuduh orang lain (kalau tidak ada buktinya)
Firman : Terus…siapa lagi yang ada dalam kelas tadi kecuali dia
Yanto : Coba cari lagi aja!!!
Firman : Sudah……sudah berapa kali saya memeriksa tas tapi tetap tidak ada
Jaka : Ya…….sudah kami ganti uangnya
Yanto : Ya terimalah, (kasihan melihat Rudi)!!
Firman : Tidak……Tidak
Jaka : Ayolah (Fir) terimalah!!!
Firman : Tidak
Yanto : Terimalah uangnya
Jaka : Fir!! Percayalah, mungkin bukan dia
Firman : Ya sudah saya percaya
Jaka : Sebab itu kau harus mau menerima uang mu kembali
Firman : Tapi, uang ini sudah bukan milikku lagi
Yanto : Saya tidak mau di antara ita ada keributan lagi gara-gara uang ini
Jaka : Sekarang kalian saling mintak maaf
Lalu keduanya saling berjabat tangan saling memintak maaf tetapi di balik semua itu Firman masih menyimpan dendam kepada Rudi
Firman : Rudi tunggu …tunggu, memang kamu kan mengambil uang saya di dalam kelas tadi
Rudi : Eh….eh…..eh, jaga tu mulut kamu
Firman : Emang kamu kan …..!!
Rudi : Jangan sembarangan nuduh orang
Firman : Lalu siapa lagi yang ada di dalam kelas (kecuali kamu)
Akhirnya terjadilah kembali keributan saling pukul memukul antara Rudi dan Firman yang mengakibatkan tangan Rudi terluka karena kena pukulan Firman lau ada salah satu teman dari mereka melihat mereka lagi berantakan berdua
Jaka : Sudah………sudah, kalian ini masih memendam rasa marah…….ya
Rudi : Firman yang duluan yang menantang saya
Firman : Ya emangnya kenapa, (emang) kamu yang mengambil uang saya
Jaka : Sudah jangan bikin masalah kecil ini di perbesar-besar
Yanto : Kan diantara kita bersahabatan, sekarang kalian mintak maaf lagi
Rudi : Saya mintak maaf Fir
Firman : Ya, aku juga mintak maaf, sudah menuduh kamu, saya mintak maaf ya………
Akhirnya diantara meraka saling memintak maaf dan kembali bertemanan kembali
NASKAH
TEMPAT DIKELAS PADA JAM ISTIRAHAT
Aswati :Murni,kenapa ya amar dan dedek kok sombong sama kita(ketika berdua dan membicarakan amar dan dedek dengan wajah yang emosi)
Murni :Yach barangkali ada teman baru,jadi kita dilupain(tanpak kesal)
Putri :(tiba-tiba datang dan meng hampiri aswatidan murni)hai aswati dan murni kenapa si ,boleh ga”aku tahu ada apa?(tanpak penasaran)
Murni :Gimana ya put ,masalah persahabatan diantara kami berempat…(tanpak pembicaraan yang terputus dengan rasa emosi)
Aswati :Udalah put kamu ga”bakal bisa bantuin kita kok(kesal)
Putri :Gimana bisa tau kalau kalian belum cerita pada ku(kecewa)
Agus :Hai,cewek lagi ngomongin apa si kok serius amat(tanpak dengan wajah penuh senyum)
Putri :Iya nig gus,mereka berdua ada masalah tapi ga”mau cerita”(rasa kesal)
Agus :Ada apa emangnya aswati,ada masalah apa,barangkali aku bisa Bantu(serius)
Aswati :Beginiaku,murni,amardan dedekkan udah bersahabat dari dulu,tapi dalam minggu-minggu ini mereka berdua sombong banget(emosi)
Putri :Oh begitu…..(dengan wajah senyum)
Murni :Apalagi mereka berdua ga”pernah sama kita lagi,ga”seperti duluiya kan as(tanpak kesal)
Agus :Tapi aku liat mereka berdua ga”pernah sama orang lain selalu berdua,paling-paling ngumpul bareng teman sekelasnya(serius)
Aswati :Tapi kenapa ga” sama kita ya murni,kita dilupain(kesal)
Murni :Iya,mereka berdua ga”setia kawan”(tanpak emosi)
(dalam keadaan emosi tiba-tiba amar dan dedek datang menghampiri aswati dan kawan-kawan)
Amar :Hai,ada apa ni kok rame-rame ada pesta ya(tanpak dengan wajah berseri-seri)
Dedek :Iya ni,ada apaan sih as(tersenyum)
Aswati :Ga”kok ga ada apa-apa(menutupi masalah)
Murni :As ,certain aja biar semuanya lebih jelas(emosi)
Agus :Iya as lebih baik kamu certain aja pada mereka berdua(tanpak serius)
Putri :Sebaiknya begituas ini kan demi persahabatan kalian(serius)
Dedek :Ada apa si cerita aja,kami siap dengerin kok,iya kan mar(tampak penasaran)
Amar :Iya ga”usah bikin penasaran deh”(tanpak penasaran)
Murni :Kalian berdua tuh ga” tau atau pura-pura ga”tau”(kesal)
Aswati :Murni,barangkali mereka kena amnesia(kesal)
Dedek :As,kenapa kok kamu sensi banget sama kita(emosi)
Amar :Kenapa si kalian tuh beda banget sama kita(kesal)
Murni :Kalok ngomong mesti dipikirin dulu,yang beda tuh siapa sich(kesal)
Putri :Mendingan kalian tuh certain aja yang sebenarnya biar lebih jelas(tanpak membela)
Agus :Iya ga usah saling menyalahkan(serius)
Aswati :Mungkin ini perlu diselesaikan sekarang juga iya kan murni(rasakesal)
Dedek :Iya,as kamu ceritain aja pada cowok-cowok egois ini(emosi)
Aswati :Kalian tu sekarang udah berubah ,uda sombong,ga”pernah bareng kita,emangnya kalian udah ga”bersahabat lagi sama kami(rasa emosi)
Amar :Oh itu alasannya kalian sensi sama aku dan dedek,kami punya alasan yang peting tentang masalah ini iya kan dek(tanpak merasa bersalah)
Dedek :Iya,as kami berdua pengen cari tantangan dalam setiap persahabatan(aswati langsung memutuskan pembicaraan dan dedek merasa bersabar)
Aswati :Tantangan kamu bilang,emangnya ngelupain sahabat kalian sendiri yang udah lama dijalani(kesal dan emosi)
Amar :Bukan begitu as,tapi kami pengen tahu apa yang dilakuin orang itu tentang pergaulannya tapi kami tidak bermaksut untuk sombong(bersabar)
Dedek :Emang itu alasannya tapi kami masih mau bersahabat dengan kamu as wait dan murni(merasa bersalah)
Murni :Kenapa ga”cerita dari kemarin-kemarin kalau itu alasannya kami mengerti kok,iya kan sa(tanpak bersahabat)
Aswati :Iya kita kan udah bersahabat udah lama tapi masalah sepele ga”mau cerita(kesa)
Dedek :Oh,kalau begitu aku minta maap deh udah buat kalian berdua jadi marah(perasaan bersalah)
Aswati :Iya deh,aku juga minta maap(bersalaman pada aswati dan murni)
Amar :Iya as,aku aku juga minta maap(bersalaman)
Putri :Begitukan lebih baik,iya kan gus(tersenyum)
Agus :Iya put,mereka memang coatoh sahabat yang paling mengerti satu sama lain(tersenyum)
Aswati :Terimakasih ya gus dan put kalian berdua udah bantuin kami menjalin persahabatan lagi(berjabatangan)
Murni :Iya makasih ya(tersenyum)
Dedek :Sudah mulai sekarang kita jalani persahabatan kita dari awal lagi(muka tersenyum)
Amar :Ya sebaiknya itu yang kita lakukan untuk hari depan(tersenyum)
Putri :Itulah arti dari sebuah persahabatan senang dan sedih harus dirasakan bersama(tanpak tersenyum)
Aswati :Makasi yach put atas semuanya,insya allah persahabatan kita jalani ini akan tetap ada selamanya(wajah tersenyum)
TUMBAL PERSUGIHAN
Sore itu,ada perem puan setengah baya pergi kedikun untuk meminta pesugihan.
Ibu :tok..tok..tok ..permisih mbah(mengetok pintu)
Dukun:masuklah(terdengar suara dari dalam)ada ap kamu datang kesini?
Ibu :begini mbah,maksut saya datang kesini yaitu saya ingin minta pesugihan .soalnya saya bosan jadi orang miskin terus.
Dukun:oh…itu masalah mudah tapi ada syaratnya yang harus kamu penuhi!
Ibu :apa syaratnya mbah?
Dukun:kamu harus memberikan saya tumbal gadis yang masih perawan.
Ibu :apa?(terkejut)
Dukun:kamu mau tidak melakukan semua syarat yang saya berikan?(dengan nada marah)
Ibu :baiklah mbah,saya mau melakukan semua persyaratan itu ,tapi kapan saya memberikan tumbal itu.
Dukun:setiap akhir tahun tepat pukul 12 malam kau bawakan aku tumbal kesini,tapi ingat kalau kamu telat memberikan tumbal,kamu yang akan mati(menggertak)
Ibu :iya mbah.
Dukun:ya sudah silakan pergi dari sini tapi ingat pesan saya tadi!
Waktu pun berlalu begitu cepat,akhirnya ibu itu pun mendapat itu semua yang iya mau tapi ia ingat apa yang dukun katakana dia harus memberikan tumbal gadis perawan .akhirnya dia ingat kalau dia memiliki dua orang putri yang masih perawan dan ia berniat untuk menumbalkan satu dari anaknya.
Ibu :ayu,windi….(berteriak memanggil anak nya)
Windy:ya bu,ada apa?
Ibu :sudah,sudah…kalian ga”usah banyak Tanya.pokok nya malam ini kalian ikut ibu.!
Malam harinya sesampai ditempat sang dukun
Windi :ini tempat apaan si?(dengan wajah heran)
Ayu :iya nih,udah gelap seram lagi.(takut)
Ibu :kalian diam saya tunggu disini,ibu mau kedalam tapi kalianjangan pergi kemana-mana!
Windi :ayu kamu tunggu disini dulunya,saya mau ngikutin ibu kedalam soalnya saya penasaran banget apa maksut itu bawa kita kesini.
Ayu :ga”mau soalnya saya takut sendirian disini.
Windy:sudahlah ga”usah manja,aku cuman bentar aja kok ntar aku balik laagi,tapi ingat jangan bilang-bilang sama ibu .ok
Ayu :ya…
Kemudian windi masuk kedalam untuk mengetahui apa yang ibunya lakukan ditempat itu.
Ibu :maap mbah,saya sudah membawakan tumbal gadis yang masih perawan.
Dukun:bagus ...bagus,cepat kamu bawa kesini.
Ibu :baik mbah.
Windi :astagah,ibu kok tega banget ingin menumbalkan kami berdua,kamikan anaknya.saya harus cepat-cepat memberitahukan semua ini kepada ayu(sambil menuju ke luar)
Ternyata yang sampai duluan adalah ibu nya.
Ibu :ayu mana windi?
Ayu :ga”tahu tapi katanya dia mau kedalam .
Ibu :ya sudahlah kalau windi ga”ada ,kamu aja yang ikut ibu.
Ayu :mau ngapain bu?
Ibu :ga”usah Tanya-tanya ,kamu diam saja!
Setiba didalam ruangan mbah dukun yang remang-remang tercium bau kemenyan.
Ibu :ayu kamu duduk disini!
Ayu :ga”mau(memberontak)saya mau pulang ,mau diapain saya disini.?
Ibu :diam (nada kasar)ini mbah perawannya….
Dukun:bagus ….(tertawa)hom bala beraso huliooooo….samsakosialaikkk….(komat-kamit membaca mantra)
Ayu :ibu pulang aku ga”mau ….!
Byur……………(air tuju warna disemburkan keseluruh tubuh ayu)membaca mantra
Windi :stop jangan diteruskan.!(menarik ayu keluar)
Dukun:ada apa ini berhentikan dia,sebentar lagi bulan purnama habis cepat klau tidak kau akan mati(menatap ibu dengan marah)
Ibu :ayu…windi……kembali!!!!!
Windi :ga”ibu tega dengan kami,kami anak ibu,kenapa ibu tega mau menumbalkan kami demi nafsu dunia ibu????
Ibu :diam ibu capek jadi orang miskin,kalian harus patuh untuk membalas semua yang ibu berikan kepada kalian!!!
Dukun:DIAM WAKTU NYA SUDAH HABIS!!!!
TERIMALAH AKIBAT KECEROBOHAN MU ….HIAAKK…..(bulan purnama sudah tenggelam)
Ibu :TIDAK………..(mengejang-ngejang terbakar)
Windi,ayu:IBU……….(menangis)
Windi dan ayu menanggisi kepergian ibunya dengan tragis terbakar karena keserakahan atas harta duniawi semata.
TAHUN BARU
Pelaku:
- Pak Hanafi
- Ibu As
- Calon Menantu
- Purwoko
- Istri Purwoko
Suasana:
Adegan terjadi malam hari di suatu ruangan (Bu As sedang membuka-buka brosur wisata ke luar negeri)
Pak Hanafi : (dalam hati) “Dasar orang miskin, bisanya cuma mimpi. Emangnya, kalau sudah buka-buka brosur begitu. Lantas sudah merasa berada di luar negeri …?
(Calon menantu duduk di samping Pak Hanafi)
Calon menantu : “Ibu mau pergi ke mana untuk merayakan tahun baru ?
Bu As : “Lha ini, aku sedang bingung. Pokoknya rahun ini aku harus keluar dari orbit ibu-ibu kompleks sini.
Sudah bosen merayakan Tahun Baru dengan mereka. Perayaan tahu barunya tidak mengesankan.
Hanya bakar sate, lantas apa lagi goreng singkong.
Nggak berkesan!”
Pak Hanafi : “Lha itu, Bu, untuk membeli kenangan alangkah mahalnya, harus pergi ke hotel, atau tempat lain.
Tabungan dikuras.”
Bu As : “Yang penting puas. Pak. Bapak kok iri sama orang berduit?”
Calon menantu : “Terus, Ibu mau ke mana?”
Bu As : “Aku sedang bingung. Mau Tahun Baru ke Prancis, di sana sedang ada pemogokan. Transportasi lumpuh.
Masak, pergi ke Prancis cuma mendekam di rumah Saudara. Kan, nggak enak. Mau nengok famili di Kanada, di sana sedang musim dingin.”
Pak Hanafi : (mencibirkan bibirnya)
Calon menantu : “Kan, ada baju tebal.”
Bu As : “Bukan perkara baju tebal, tetapi rematikku ini, lho.
Bisa kambuh nanti.”
Calon menantu : “Ke Australia saja, Bu As. Di sana kan sedang musim panas.”
Bu As : “Ya, ngapain ke sana . Cuma melihat kanguru.
Sudah ada, tuh, di sini. Di kebun binatang. Kenapa mesti ke sana .”
Pak Hanafi : “Alasan rematik, alasan kanguru, orang tidak punya tabungan saja, Ibu berlagak ….”
Bu As : “Siapa tahu ada yang mengongkosi ….”
Pak Hanafi : (agak marah) “Bu, di depan calon menantu jangan ngomong begitu, nanti dikira nyindir ….”
Calon menantu : (sambil meringis) “Saya sudah kebal kok, Pak, oleh sindiran. Saya memang orang yang benar-benar tidak punya.”
Bu As : (menjadi berang) “Bapak menuduh asal-asalan.
Memangnya aku minta diongkosi oleh menantu ….”
Pak Hanafi : “Yaa … misalnya, orang lain, mau Bu?”
Bu As : (Wajah berangnya kontan hilang, berubah terbelalak penuh harap). “Lho, siapa, Pak, yang mau mengongkosi?”
Pak Hanafi : “Ada, mau?”
Bu As : (sambil melihat kesungguhan suaminya). “Ya, mau.”
Pak Hanafi : “Ibu loncat pagar saja di kedutaan!”
Calon menantu : (tertawa terbahak-bahak).
Bu As : (kebingungan) “Lho, bisa toh, Nak?”
Calon menantu : “Ya, bisa, Bu, tetapi itu namanya minta suaka politik.”
Pak Hanafi : “Ya, nggak apa-apa, Bu. Ibu bilang saja pada orang kedutaan, sudah bosan tinggal di Indonesia . Punya suami sudah gaek, tidak bisa apa-apa. Di luar negeri jadi gelandangan juga diberi uang, kok, Bu.”
Bu As : “Huu, menghina, jadi gelandangan …. nggak, nggak sudi yaa ….”
Tiba-tiba terdengar suara “bluk” di belakang rumah.
Bu As : “Lho, apa itu?”
Calon menantu lari ke belakang. Bu As dan Pak Hanafi menyusul. Di pojok belakang ada sesosok lelaki terduduk. Kelihatannya habis loncat dari pagar dan kakinya sedikit kesakitan.
Bu As : (teriak) “Maliiiiing!”
Purwoko : “Bu, saya bukan maling, tetapi tetangga di belakang rumah Ibu.”
Bu As : “Lho, Nak Purwoko ….”
Purwoko : “Iya, Bu ….”
Pak Hanafi : (mendekat). “Dik, ini bukan kedutaan. Jangan minta suaka di sini. Apalah saya ini. Saya tidak permah melamar jadi duta besar, kok Adik mencari suaka di rumah saya ….”
Purwoko : “Maaf, saya … ng … saya mau dibunuh istri saya ….”
Bu As : “(geleng kepala). “Wah, ini perkara perselingkuhan.
Pasti ini. Biarlah suami istri orang Inggris saja yang pada selingkuh. Kenapa pada tiru-tiru.”
Pak Hanafi : (tertawa). “Perselingkuhan lagi nge-trend, kok, Bu.Menurut ramalanku, tahun 1996, bakalan banyak perselingkuhan.”
Purwoko tidak menghiraukan ocehan-ocehan tersebut dan hendak meninggalkan mereka, tetapi ….
Pak Hanafi : (sambil mengajak masuk ke dalam rumah). “Sudah, ditenangkan dulu.”
Purwoko : “Saya ini, ‘kan orang kapal, Bu. Sering keliling dunia ….”
Pak Hanafi melirik Bu As.
Pak Hanafi : “Itu, Bu, kalau mau keliling dunia secara gratis, Ibu jadi orang kapal saja ….”
Bu As : “Sembarangan. Orang kapal ….”
Purwoko : (menengah) “Saya sudah bosan jadi orang kapal.
Saya mau jadi orang daratan saja, Bu. Eee … istri saya malah marah. Katanya, di daratan banyak pengangguran. Lantas ia memaksa saya untuk berlayar lagi, tetapi saya tidak mau. Istri saya marah.
Lantas saya menuduh dia lebih senang saya tinggalkan. Biar bisa bersenang-senang dengan lelaki lain ….”
Pak Hanafi : (sambil mengangkat tangan). “Lho, bukan saya.
Saya sudah tua, lho ….”
Purwoko : (tersenyum) “Terus dia marah dan bawa pisau dapur. Saya mau ditusuk. Lantas saya lari.”
Calon Menantu : “Masak, tidak bisa dicegah sendiri. ‘Kan lelaki lebih kuat.”
Purwoko : “Saya menangkis dengan bantal dan guling sampai bantal dan guling itu ‘bodol’, tetapi dia tetap saja mengamuk. Lantas saya lari.”
Pak Hanafi : “Wah, ini pertanda berita tentang pembunuhan pada tahun 1996 semakin banyak. Tabloid-tabloid tidak bakal kekurangan bahan. Baiklah, Nak Purwoko di sini dulu. Saya mau tengok istri Nak Purwoko.
(sambil menepuk bahu calon menantu) “Ayo, temani Bapak ….”
Bu As : “Biar, aku saja ….”